Friday, March 2, 2012

Mata seorang anak

.. Akhirnya ada yang datang. Pria gemuk, anaknya yang kurus, dan seekor keledai tua. Seklaipun ayah dan anak tersebu tampak sangat lelah, mereka tidak menunggang keledai, melainkan berjalan di samping binatang itu. Aneh sekali, sangat tidak masuk akal. Dengan lega mereka duduk dibawah pohon rindang dekat situ. Si anak berpaling pada ayahnya.
          'Ayah, apa salah kita? aku sangat lelah, aku hampir mati di jalan tadi'
          'Diamlah!' kata sang ayah, menjewer telinga anaknya 'Memang seperti itu keadaannya jika bepergian dengan berjalan kaki'
          'tapi kita punya keledai, yah! keledai yang kuat.'
          'Diam, kataku! bicaramu ngawur. Masa kau tidak dengar apa kata orang-orang ketika kami berdua sama-sama menunggang keledai? mereka akan berkata "Lihat orang-orang kejam itu, dua orang naik satu keledai!" apa kata orang nanti kalau ini sampai tersebar di desa?'
          'Ya, makanya ayah menyuruhku turun. Tapi, yah, setidaknya ayah kan duduk nyaman.'
          'Lalu aku mendengar orang lain berkata, "lihat pria kejam itu! Dia mengendarai keledai seperti raja sementara anaknya yang malas hampir lemas berjalan."Aku kenal pria itu, mulutnya ember. Apa kata orang nanti kalau ini sampai tersebar di desa?'
          'Itulah sebabnya ayah turun dan menyuruhku duduk di punggung keledai. tapi setidaknya aku duduk dengan nyaman'
          'Lalu belakangan? apa kata orang? "lihat bocah kurang ajar itu, duduk di keledai sementara ayahnya terseok-seok." aku tidak mau orang beranggapan anakku kurang ajar terhadap ayahnya. Apa kata orang nanti kalau ini sampai tersebar di desa?'
          'Tapi yah! kita berdua jadinya harus berjalan kaki.'
          'Diamlah anak bodoh. setidaknya sekarang tak ada mencemooh kita' Tepat pada saat itu, seorang pria dekat mereka berpaling pada temannya dan berkata,
          'Lihat orang-orang tolol itu! mereka punya keledai, tapi mereka berjalan kaki keliling desa!'
           Mendengar itu, wajah sang ayah merah padam karena malu. Si anak tersenyum. Rupanya dia memahami apa yang tidak dipahami ayahnya. Jelas, anak-anak memang mengerti.

Dongeng malam , 



                     

0 comments:

Post a Comment

 
;